laporan praktikum Pemeriksaan Warna, Kejernihan dan pH Urine

Published Juni 2, 2011 by lepidopthera

Pemeriksaan Warna, Kejernihan dan pH Urine

  1. Tujuan
    1. Mengamatiwarna, kejernihan dan derajad keasaman (pH) urine.
  1. Alat Dan Bahan
    1.                                     1.      Urin probandus
    2.                                     2.      Tabung reaksi
  1. Cara Kerja
•Memasukkan 10 ml urin naracoba / probandus ke dalam tabung reaksi,
•Mengamati  warna urin dengan cara menerawang ke arah datangnya sinar
•Memeriksa kejernihan urin dengan cara  yang sama
•Mencelupkan pH stik ke dalam urin dan mencocokkan pHnya.
•Menuliskan dalam tabel pengamatan
  1. Data

No.

Probandus

Warna

Kejernihan

Ph

1. Fatchiyatul Ummah

Kuning Muda

Jernih

5

2. Arini Rahmawati

Kuning Muda

Jernih

6

3. Ana Fitri A

Kuning Muda

Jernih

6

4. Meita Wulansari

Kuning Muda

Jernih

6

5. Nuryanti

Kuning Muda

Jernih

6

6. Aulia Novita Irmmal

Kuning Muda

Jernih

6

7. Elfa Triyani

Kuning Muda

Jernih

5

  1. Pembahasan

Dalam praktikum fisiologi hewan kali ini, kegiatan yang kami lakukan ialah menentukan Pemeriksaan Warna, Kejernihan dan pH Urine. Tujuannya untuk Mengamati warna, kejernihan dan derajad keasaman (pH) urine.

Untuk melakukan pemeriksaan warna, kejernihan dan pH urine, pertama-tama kami harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu tabung reaksi dan sampel urine probandus. Probandus merupakan anggota kelompok yang terdiri ari delapan orang.

Untuk mengamati keadaan fisik urine langkah awal yang kami lakukan adalah memasukkan 10 ml urin naracoba / probandus ke dalam tabung reaksi,kemudian mengamati  warna urin dengan cara menerawang ke arah datangnya sinar. stelah itu memeriksa kejernihan urin dengan cara  yang sama dan mencelupkan pH stik ke dalam urin kemudian mencocokkan pHnya.untuk membuat data, kami menuliskan hasilnya di dalam tabel pengamatan.

Dari tabel tersebutdapat dilihat bahwa warna urin rata-rata orang adalah kuning muda dan jernih dengan pH berkisar antara lima hingga enam.

Ekskresi urin erat hubungannya dengan homeostasis lingkungan interna tubuh.  Untuk menjaga keseimbangannya maka tubuh mengaturnya melalui ginjal. Selain berisi ion-ion dan air urin juga berisi sisa-sisa metabolisme tubuh yang akan dibuang. Pembuangan urin ini bertujuan untuk :

1.      menjaga keseimbangan air dalam tubuh

2.      menjaga keseimbangan ion-ion seperti, Na+, K +, Mg2+,Ca2+, Cl, dan HCO3.

3.      memelihara pH darah

4.      membuang sisa metabolisme tubuh,

a)      Urea (CO(NH)2), berasal dari katabolisme asam amino yang merupakan racun glukoneogenesis menjadi senyawa bukan nitrogen dan senyawa nitrogen. Senyawa nitrogen kemudian diubah menjadi amonia (agak toksik) oleh enzim deaminase. Selanjutnya di sel hari amonia melalui siklus  ornitin akan dikombinasikan dengan karbondioksida menjadi urea (tidak toksik) dan kemudian dikeluarkan lewat ginjal.

b)      Asam Urat, berasal dari nitrogen dalam asam nukleat purin dan pirimidin. kelebihan asam urat akan ditimbun pada persendian dan dapat menimbulkan nyeri sendi (gout). Asam urat inilah salah satu zat yang menyebabkan pH urin menjadi asam.

c)      Keratinin, berasal dari keratin fosfat (sumber energi) yang banyak terdapat dalam otot. Pemecahan keratin akan menghasilkan keratinin, terutama ditemukan pada saat kondisi puasa.

Nefron, terutama tubulus kontortus proksimal, mereapsorbsi zat-zat dalam filter, yang berguna bagi metabolisme tubuh sehingga mempertahankan homeostatis lingkungan internal. Juga memindahkan hasil-hasil sisa dari darah ke lumen tubulus, dikeluarkan dalam urin. Tubulus koligens mengabsorsi air, sehingga membantu pemekatan urin. Dengan cara ini, organisme menguasai keseimbangan air, cairan intersel dan osmotik.

Tekanan hidrostatik glomerulus lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik pada kapiler-kapiler lain. Tekanan ini sekitar 75 mmHg. Filtrasi glomerulus dibentuk akibat tekanan hidrostatik darah dimana gaya-gaya yang melawan tekanan hidrostatik yaitu: tekanan osmotik koloid plasma (30 mm Hg).

Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.

Ginjal mempertahankan keasaman (pH) plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.

Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.

Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin) untuk menekan sekresi air sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.

Ginjal mengatur susunan kimia melalui filtrasi, absorsi aktif, absorsi pasif, dan sekresi. Filtrasi barlangsung dalam glomerulus, dimana ultra filtrate plasma darah dibentuk. Pasa tubuh nefron, terutama tubulus kontortus proksimal, mereapsorbsi zat-zat dalam filter, yang berguna bagi metabolisme tubuh. Sehingga mempertahankan homeostatis lingkungan internal. Juga memindahkan hasil-hasil sisa dari darah ke lumen tubulus, dikeluarkan dalam urin. Tubulus koligens mengabsorsi air, sehingga membantu pemekatan urin. Dengan cara ini, organisme menguasai keseimbangan air, cairan intersel dan osmotik.

Kedua ginjal menghasilkan sekitar 125 ml filtrat per menit. 125 ml diabsorsi dan yang 1 ml dikeluarkan kedalam kaliks sebagai urin. Setiap 24 jam dibentuk sekitar 1500 ml urin.

Aliran darah dalam kedua ginjal pada orang dewasa jumlahnya sekitar 1,2 – 1,3 l per menit, yang berarti bahwa darah yang beredar dalam tubuh melalui ginjal setiap 4 – 5 menit.

Glomeruli mengandung kapiler-kapiler arteri yang tekanan hidrostatiknya lebih tinggi daripada tekanan hidrostatik pada kapiler-kapiler lain. Tekanan ini sekitar 75 mm Hg. Filtrasi glomerulus dibentuk akibat tekanan hidrostatik darah dimana gaya-gaya yang melawan tekanan hidrostatik yaitu:

1.       tekanan osmotik koloid plasma (30 mm Hg)

2.       tekanan cairan yang terdapat dalam bagian tubulus nefron (10 mm Hg)

3.       tekanan interstitial didalam parenkin ginjal (10 mm Hg), yang bekerja pada kapsul boweman yang diteruskan ke cairan kapsuler.

Tekanan hidrostatik adalah 75 mm Hg dan jumlah total gaya-gaya yang melawannya adalah 50 mm Hg. Gaya filtrasi yang dihasilkan kira-kira 25 mm Hg.

Ginjal merupakan alat untuk menyaring darah sehingga zat-zat sisa-sisa metabolisme yang bersifat racun dan tak berguna dapat dikeluarkan dari dalam tubuh melalui air kencing. Zat-zat tersebut harus dikeluarkan karena dapat mengganggu kesehatan. Selain itu, ginjal juga berperan menjaga keseimbangan air dalam tubuh atau menjaga tekanan osmotik cairan tubuh sehingga perannya sangat penting dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap seimbang dan dinamis (homeostasis) atau terciptanya kondisi sehat. kencing tampak berbuih, berwarna kuning dan berbau, merupakan hasil penyaringan cairan darah yang dilakukan oleh ginjal.

  1. Kesimpulan

Warna normal urin adalah kuning jernih dengan pH sedikit asam antara lima sampai enam. Kalau urin jernih berarti urin termasuk encer dan masih banyak air, apabila urin keruh berarti urine pekat akan zat-zat terlarut. pH urine asam akibat dari adanya sam urat dan urea dalam urin.

  1. Daftar Pustaka

Nurcahyo, Heru.2008.Petunjuk Praktikum fisiologi Hewan Dasar.Yogyakarta:FMIPA UNY

Pearce, Evelyn.1987.Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia

http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/624-mengenal-fungsi-dan-kerja-ginjal

2 comments on “laporan praktikum Pemeriksaan Warna, Kejernihan dan pH Urine

  • Tinggalkan komentar